Hard Disk Drive (HDD)
Hard Disk Drive (HDD) atau biasa disebut dengan hard drive, hard disk,
atau Fixed Disk Drive (FDD) adalah media penyimpanan non volatile yang
dapat menyimpan data digital dengan cepat dan memiliki permukaan
magnetis.HDD diperkenalkan pada 1956 sebagai media penyimpanan data
untuk komputer accounting IBM, pada dasarnya dikembangkan untuk komputer
dengan keperluan umum. Pada tanggal 21, kegunaan HDD diperluas dan
meliputi banyak kegunaan, seperti sebagai perekam video digital, pemutar
audio digital, Personal Digital Assistant (PDA), kamera digital, dan
video game. Bahkan, pada perkembangannya saat ini, HDD tidak hanya
digunakan pada komputer, tetapi juga mulai merambah dunia telepon
seluler. Hard disk merupakan salah satu media penyimpan data pada
komputer yang terdiri dari kumpulan piringan magnetis yang keras dan
berputar, serta komponen-komponen elektronik lainnya. Hard disk
menggunakan piringan datar yang disebut dengan platter, yang pada kedua
sisinya dilapisi dengan suatu material yang dirancang agar bisa
menyimpan informasi secara magnetis. Platter-platter tersebut disusun
dengan melubangi tengahnya dan disusun pada suatu spindle. Platter
berputar dengan kecepatan yang sangat tinggi yang dikendalikan oleh
spindle motor yang terhubung pada spindle. Alat elektromagnetik baca
tulis khusus yang bernama head terpasang pada slider dan digunakan untuk
menyimpan informasi ke dalam piringan atau membacanya. Slider terpasang
di atas arm, yang kesemuanya terhubung secara mekanis pada suatu
kumpulan tunggal dan tersambung pada permukaan piringan melalui suatu
alat yang disebut dengan actuator. Selain itu ada juga logic board
mengatur aktifitas komponen-komponen lain dan berkomunikasi dengan
PC.Setiap permukaan pada satu platter bisa menampung sekitar sepuluh
milyar bit data yang diorganisasikan pada suatu “potongan” yang lebih
besar dengan alasan kemudahan, dan memungkinkan pengaksesan informasi
dengan lebih mudah dan cepat. Setiap platter memiliki dua head, satu di
atas dan satu lagi di bawah, sehingga hard disk dengan dua platter
memiliki empat permukaan dan empat head. Setiap platter menyimpan
informasi dalam lingkaran-lingkaran yang disebut dengan track. Kemudian
tiap track “dipotong-potong” lagi menjadi beberapa bagian yang disebut
dengan sector, yang mana masing-masing sector menampung informasi
sebesar 512 bytes.Seluruh hard disk harus dibuat dengan tingkat presisi
yang sangat tinggi karena komponen-komponennya berukuran sangat kecil.
Bagian terpenting dari hard disk harus ditempatkan pada suatu tempat
yang tidak bisa dimasuki udara untuk memastikan tidak ada benda asing
yang masuk dan menempel pada permukaan platter yang bisa menyebabkan
kerusakan head.
Platter
Platter (sering disebut juga dengan “disks” atau “discs”) terdiri dari
dua bahan: benda padat yang membentuk platter itu sendiri dan zat
magnetis yang membungkus platter, yang digunakan untuk menyimpan data.
Nama “hard disk” itu sendiri sesungguhnya didapatkan dari sifat platter
yang keras jika dibandingkan dengan “platter” yang dimiliki disket
(floppy disk) atau media lainnya yang fleksibel.Dikarenakan platter
adalah bagian yang digunakan untuk menyimpan data, maka kualitasnya
harus benar-benar baik. Tiap permukaan platter benar-benar dibuat dan
diperlakukan dengan sangat tepat (melalui mesin tentunya) untuk
menghindari cacat, serta hard disk itu sendiri dibuat pada suatu ruangan
yang bersih (“clean room”) untuk menghindari partikel-partikel asing
menempel pada platter pada saat pembuatannya.
Ukuran dari platter adalah hal utama yang menentukan ukuran hard disk
secara keseluruhan, yang juga sering disebut dengan form factor. Setiap
hard disk diproduksi dengan berbagai jenis form factor yang standar,
diantaranya 5.25-inchi, 3.5-inchi, 2.5-inchi, PC Card dan CompactFlash.
Hard Disk IDE
Biasanya, device-device seperti floppy drive, hard drive, dan CD-ROM
drive dihubungkan ke komputer melalui perangkat antarmuka Integrated
Drive Electronics (IDE). IDE pada dasarnya bukanlah nama teknik untuk
standar interface sebenarnya. Nama orginalnya, AT Attachment (ATA), yang
berarti bahwa interface awalnya dikembangkan untuk komputer IBM AT.
Hard disk IDE merupakan device penyimpanan data yang ditancapkan ke
motherboard dengan interface IDE.
Hard Disk SATA
Serial Advanced Technology Attachment (SATA) adalah bus primer pada
komputer yang didesain untuk mentransfer data antara motherboard dan
media penyimpanan data, seperti hard disk dan optical drive di dalam
komputer.
Keuntungan utama menggunakan hard disk SATA adalah transfer data yang
lebih cepat, bisa memindahkan ataupun menambah device selama operasi
(jika sistem operasinya support), kabel yang lebih tipis sehingga proses
pendinginan udara dapat efisien, dan banyak keunggulan lainnya.
Hard Disk SCSI
Small Computer System Interface (SCSI) adalah perangkat standar ANSI
untuk menghubungkan device ke sistem komputer. Pada umumnya device SCSI
adalah media-media penyimpanan data, seperti hard disk SCSI. Umumnya
SCSI adalah teknologi paralel, tetapi banyak varian SCSI serial yang
sudah beredar di pasaran, seperti Fire Ware dan Fibre Channel.
SCSI merupakan alternatif IDE (Integrated Drive Electronics) high-end.
Satu buah kontroler IDE dapat mengontrol sebanyak delapan atau 16 drive.
Sebagai tambahan, biasanya kabel SCSI lebih besar dan lebih panjang
dari pada kabel IDE.
Hard Disk SAS
Serial Attached SCSI (SAS) adalah teknologi transfer data yang di desain
untuk memindahkan data dari dan ke media penyimpana pada komputer
seperti hard drive dan tape drive. SAS adalah serial protokol point to
point yang menggantikan bus SCSI paralel yang muncul pertama kali pada
pertengahan 1980-an di pusat data, dan menggunakan SCSI standar. Saat
ini, SAS lebih rendah dibandingkan dengan implementasi SCSI paralel,
tetapi di masa yang akan datang SAS akan digandakan hingga mencapai
kecepatan 6 GB/s, sehingga memungkinkan banyak transfer data dengan
kecepatan tinggi bila dibandingkan dengan yang sudah ada.Protokal SAS
dikembangkan oleh komite teknik T10 International Committee For
Information Technology Standards (INCITS) dan dipromosikan oleh SCSI
Trade Association (SCSITA).
Hard Disk Back Planes
Blackplane adalah papan sirkuit yang menghubungkan beberapa konektor
secara paralel, sehingga masing-masing pin dalam tiap konektor itu
dihubungkan ke pin yang sama pada konektor yang lain, dan menjadi bus.
Sistem komputer yang menggunakan pendekatan seperti ini disebut dengan
bus S-100 karena memiliki 100 pin.
Pada sistem dengan kabel, kabel harus dibengkokan saat ingin menambah
atau mengurangi kartu dalam sistem, dan pembengkokan ini dapat
menyebabkan kerusakan mekanis. Namun, backplane tidak terpengaruh dengan
hal lain, sehingga backplane memiliki lifetime yang lebih lama. Sebagai
contoh, konektor DIN 41612 yang digunakan pada sistem VMEbus dapat
bertahan selama 50 sampai 500 pemasangan dan pencabutan (atau disebut
juga dengan maiting cycles), tergantung pada kualitasnya.
Backplane dapat digunakan tanpa menggunakan single board komputer untuk
menyederhanakan penambahan daya pada kartu plug-in. Sebagai tambahan,
banyak kabel ekspansi bus yang membuat bus komputer menjadi backplane
eksternal, biasanya terletak pada enclosure, untuk membedakan slot-slot
pada komputer itu. Perangkat kabel ini memiliki transmitter pada
komputer, papan ekspansi pada backplane jarak jauh, dan kabel diantara
keduanya. Kabel ekspansi bus tidak membutuhkan single board komputer
pada bus untuk mengontrol kartu I/O yang disebabkan oleh ekspansi
listrik.
FUNGSI HARDDISK
• Harddisk merupakan ruang simpan utama dalam sebuah computer. Di
situlah seluruh sistem operasi dan mekanisme kerja kantor dijalankan,
setiap data dan informasi disimpan.
• Dalam sebongkah harddisk, terdapat berbagai macam ruangruang kecil
(direktori, folder, subdirektori, subfolder), yang masing-masing
dikelompokkan berdasarkan fungsi dan kegunaannya. Di situlah data-data
diletakkan.
• Ruang kecil dalam harddisk bekerja dalam logika saling tergantung
(interdependent). Data/informasi dalam satu ruang kadangkala diperlukan
untuk menggerakkan data/ informasi yang berada di ruang lain. Ada ruang
di mana data di dalamnya tidak boleh diutak-atik atau dipindahkan ke
tempat lain, ada ruang di mana kita bisa membuang dan menaruh data
secara bergantian sesuai kebutuhan.
• Harddisk terdiri atas beberapa komponen penting. Komponen utamanya
adalah pelat (platter) yang berfungsi sebagai penyimpan data. Pelat ini
adalah suatu cakram padat yang berbentuk bulat datar, kedua sisi
permukaannya dilapisi dengan material khusus sehingga memiliki pola-pola
magnetis. Pelat ini ditempatkan dalam suatu poros yang disebut spindle.
PRINSIP KERJA HARDDISK
• Spindle memiliki sebuah penggerak yang disebut spindle motor, yang
berfungsi untuk memutar pelat harddisk dalam kecepatan tinggi.
Perputaran ini diukur dalam satuan rotation per minute (RPM). Makin
cepat putaran tiap menitnya, makin bagus kualitas harddisk tersebut.
Ukuran yang lazim kita dengar adalah 5400, 7200, atau 10.000RPM.
• Sebuah peranti baca-tulis elektromagnetik yang disebut dengan heads
ditempatkan pada kedua permukaan pelat. Heads berukuran kecil ini
ditempatkan pada sebuah slider, sehingga heads bisa membaca
data/informasi yang tersimpan pada pelat dan merekam informasi ke dalam
pelat tersebut.
• Slider ini dihubungkan dengan sebuah lengan yang disebut actuator
arms. Actuator arms ini sendiri dipasang mati pada poros actuator, di
mana seluruh mekanisme gerakan dari actuator ini dikendalikan oleh
sebuah papan pengendali (logic board) yang mengomunikasikan setiap
pertukaran informasi dengan komponen komputer yang lainnya. Antara
actuator dengan karena keduanya dihubungkan dengan sebuah kabel pita
tipis. Kabel inilah yang menjadi jalan instruksi dari dan ke dalam pelat
harddisk.
• Jumlah pelat masing-masing harddisk berbeda-beda, tergantung dari
ukuran/daya tampung masing-masing pelat dan ukuran harddisk secara
keseluruhan.
• Sebuah pelat harddisk pada umumnya memiliki daya tampung antara 10
atau 20gigabyte (GB). Sebuah harddisk yang berkapasitas total 40GB
berarti memiliki 2 pelat, sedangkan bila berukuran 30GB, ia memiliki dua
buah pelat berukuran 10 dan 20GB atau tiga buah pelat berukuran 10GB.
Masing-masing pelat harddisk mampu menangani/menampung puluhan juta bit
data. Data-data ini dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok yang lebih
besar, sehingga memungkinkan pengaksesan informasi yang lebih cepat dan
mudah.
• Masing-masing pelat memiliki dua buah head, satu berada di atas
permukaan pelat, satunya lagi ada di bawah head. Dari sini ketahuan
bahwa harddisk yang memiliki tiga buah pelat misalnya (rata-rata sebuah
harddisk memang terdiri atas tiga pelat) memiliki total enam permukaan
dan enam head.
• Masing-masing pelat memiliki kemampuan merekam dan menyimpan informasi
dalam suatu lingkaran konsentris yang disebut track (bayangkan track
ini seperti lintasan dalam suatu arena perlombaan atletik).
• Masing-masing track terbagi lagi dalam bagian-bagian yang lebih kecil
yang disebut sektor (sector). Nah, setiap sektor dalam tracktrack
harddisk ini mampu menampung informasi sebesar 512 bytes.
• Sektor-sektor dalam sebuah harddisk ini tidak dikelompokkan secara
mandiri tetapi dikelompokkan lagi dalam sebuah gugusan yang lebih besar
yang disebut cluster. Apa fungsi peng-cluster-an ini? Tak lain adalah
untuk membuat mekanisme penulisan dan penyimpanan data menjadi lebih
sederhana, lebih efisien, tidak berisiko salah, dan dengan demikian
memperpanjang umur harddisk.
• Sekarang kita ambil contoh ketika kita tengah menjalankan sebuah
program spreadsheet pada komputer kita. Ketika kita memasukkan data ke
dalam program spreadsheet, di sana terjadi ribuan atau bahkan jutaan
pengaksesan disk secara individual. Dengan demikian, memasukkan data
berukuran 20megabyte (MB) ke dalam sektor-sektor berukuran 512 byte
jelas akan memakan waktu dan menjadi tidak efisien.
• Untuk mengefisienkan pekerjaan, inilah yang dilakukan berbagai komponen dalam PC secara bahu-membahu.
CARA KERJA HARDDISK
Langkah Pertama
Dilakukan pengaksesan terhadap harddisk untuk melihat dan menentukan di
lokasi sebelah mana informasi yang dibutuhkan ada di dalam ruang
harddisk.
Pada proses ini, aplikasi yang kita jalankan, Sistem operasi, sistem
BIOS, dan juga driver-driver khusus (tergantung pada aplikasi yang kita
jalankan) bekerja bersama-sama, untuk menentukan bagian mana dari
harddisk yang harus dibaca.
Langkah Kedua
Harddisk akan bekerja dan memberikan informasi di mana data/informasi
yang dibutuhkan tersedia, sampai kemudian menyatakan, “Informasi yang
ada di track sekian sektor sekianlah yang kita butuhkan.” Nah pola
penyajian informasi yang diberikan oleh harddisk sendiri biasanya
mengikuti pola geometris.
Yang dimaksud dengan pola geometris di sini adalah sebuah pola penyajian
informasi yang menggunakan istilah silinder, track, dan sector. Ketika
informasi ditemukan, akan ada permintaan supaya mengirimkan informasi
tersebut melalui interface harddisk untuk memberikan alamat yang tepat
(sektor berapa, track berapa, silinder mana) dan setelah itu
informasi/data pada sector tersebut siap dibaca.
Langkah Ketiga
Pengendali program yang ada pada harddisk akan mengecek untuk memastikan
apakah informasi yang diminta sudah tersedia pada internal buffer yang
dimiliki oleh harddisk (biasanya disebut cache atau buffer).
Bila sudah oke, pengendali ini akan menyuplai informasi tersebut secara
langsung, tanpa harus melihat lagi ke permukaan pelat itu karena seluruh
informasi yang dibutuhkan sudah dihidangkan di dalam buffer.
Dalam banyak kejadian, harddisk pada umumnya tetap berputar ketika
proses di atas berlangsung. Namun ada kalanya juga tidak, lantaran
manajemen power pada harddisk memerintahkan kepada disk untuk tidak
berputar dalam rangka penghematan energi. Papan pengendali yang ada di
dalam harddisk menerjemahkan instruksi tentang alamat data yang diminta
dan selama proses itu berlangsung, ia akan senantiasa siaga untuk
memastikan pada silinder dan track mana informasi yang dibutuhkan itu
tersimpan.
Nah, papan pengendali ini pulalah yang kemudian meminta actuator untuk
menggerakkan head menuju ke lokasi yang dimaksud. Ketika head sudah
berada pada lokasi yang tepat, pengendali akan mengaktifkan head
tersebut untuk melakukan proses pembacaan. Mulailah head membaca track
demi track untuk mencari sektor yang diminta. Proses inilah yang memakan
waktu, sampai kemudian head menemukan sektor yang tepat dan kemudian
siap membacakan data/informasi yang terkandung di dalamnya.
Langkah Terakhir
Papan pengendali akan mengkoordinasikan aliran informasi dari harddisk
menuju ke ruang simpan sementara (buffer, cache). Informasi ini kemudian
dikirimkan melalui interface harddisk menuju sistem memori utama untuk
kemudian dieksekusi sesuai dengan aplikasi atau perintah yang kita
jalankan.
FORMAT HARDDISK
LOW LEVEL FORMAT
merupakan format secara fisik (hardware level) dengan menentukan track,
head dan sector yang akan dipakai untuk menyimpan data. Jika terjadi
masalah tertentu, seperti bad sector, corrupted partition table dan
terkena virus, low level format ulang bisa menjadi solusinya.
PARTISI (PARTITIONING)
Dilakukan dengan membagi harddisk ke dalam beberapa bagian logical
volume. Ada tiga jenis partisi pada harddisk, yaitu primary partition,
extended partition, dan logical partition. Primary Partition mempunyai
beberapa fungsi antara lain, sebagai system partition (active partition)
untuk memulai (start) sistem operasi, boot partition untuk menyimpan
file-file system operasi, dan general purposes partition untuk menyimpan
data.
Jika ingin membuat partisi yang lebih banyak, gunakan saja extended
partition. Extended Partition adalah partisi yang dipakai sebagai
container dan berisi partisi lagi (logical partition). Logical partition
bisa dibuat banyak di dalam extended partition.
HIGH LEVEL FORMAT
Dilakukan dengan cara mempersiapkan hard disk agar siap menerima data.
Format dilakukan pada suatu partisi dengan menggunakan system tertentu
yang disebut dengan file system.
Sistem Operasi Jenis Partisi
Windows 98, 98SE, ME FAT 32
Windows NT, 2000, XP FAT 32, NTFS
Linux Linux Ext2, Linux Ext3
KABEL KONTROLLER HARDDISK
IDE
EIDE ( Enhanced Integrated Drive Electronics) merupakan kontroler hard
disk yang paling umum karena sudah digunakan secara luas sejak tahun
1990. Hard disk IDE masih menggunakan koneksi kabel Paralel ATA (PATA).
PATA (PARALEL ATA)
Kabel pada ATA-100 mendukung transfer data hingga 100 MBps, sedangkan ATA-133 mendukung transfer data 133 MBps.
Ada dua buah kabel IDE yang bisa ditancapkan pada motherboard. Kabel IDE
yang ditancapkan pada konektor IDE1 disebut dengan primary, sedangkan
pada IDE2 disebut secondary.
Tiap konektor mendukung dua alat, yaitu master dan slave. Master dan
Slave tidak ditentukan olek kontroler kabelnya melainkan oleh setting
jumper pada hard disk. Selain HDD, kabel IDE juga digunakan pada CD,
DVD.
SATA (SERIAL ATA)
Generasi pertama adalah SATA 150 mendukung kecepatan 150 MBps. Untuk
pemakaian biasa, tidak ada kenaikan performa signifikan antara PATA
dengan SATA150. Hard disk SATA tidak memerlukan konfigurasi jumper
(master/slave)
Parameter SATA 1 SATA 2 SATA 3
Frekuensi (GHz) 1.5 3.0 6.0
Transfer Data (Mbyte/s) 150 300 600
Tahun 2002 2004 None
SCSI (Small Computer System Interface)
SCSI, dibaca skazzi, banyak dipakai pada computer serverdan high end
workstation. Mempunyai kinerja yang lebih baik daripada kontroler IDE
namun harganya lebih mahal. Terdapat 3 jenis tipe sinyal yang berbeda
dalam SCSI, yaitu SE (single Ended), HVD (High Voltage Differential),
dan LVD (Low Voltage Differential).
Kelebihan SCSI,
Untuk HDD yang dipasang secara bersama-sama, kinerja SCSI akan terasa
lebih unggul sebab dalam satu channel bisa membaca beberapa HDD
sekaligus (simultaneous I/O).
SCSI bisa dipasang hingga beberapa peripheral pada satu slot-nya (daisy chain), hingga 16 peripheral.
Perkembangan SCSI
SCSI-1, bisa menstransfer 5 MB/sec dan pada 7 SCSI devices
SCSI-2, 8-bit bisa menstransfer 10 MB/sec
SCSI-3 (1993-1996) terdiri atas beberapa standar, yaitu Fast Wide SCSI
(16-bit, 20 MB/sec pada 68-pins), Ultra SCSI (8-bit, 10-20 MB/sec) dan
Ultra Wide SCSI ( 16-bit, 40 MB/sec pada 68-pins)
Ultra2 SCSI (1997-2000) 80 MBps, meningkatkan clockrate menjadi 40 Mhz. Ultra2 mendukung hingga 16 alat per channel.
JENIS BUS DATA RATE PRACTICAL BANDWIDTH
USB 1.1 (Full Speed) 12 Mbit/s 1 MByte/s
USB 2.0 (Hi-Speed) 480 Mbit/s 25 MByte/s
IEEE1394A/Firewire400 400 Mbit/s 30 MByte/s
IEEE1394B/Firewire800 800 Mbit/s 60 MByte/s
Serial ATA 1500 Mbit/s 120 MByte/s
MEMPERPANJANG UMUR HARDDISK
1. Usahakan komputer tidak langsung tercolok ke listrik PLN.
Gunakan stabilizer! Bila dana Anda mencukupi, pilih stabilizer yang
memiliki regulator servo. Harganya memang lebih mahal dibanding
stabilizer biasa, tetapi dalam jangka panjang, biaya yang Anda keluarkan
akan lebih murah. Anda tentu sudah mengenali dengan baik bagaimana
kualitas aliran listrik di tempat Anda. Semakin buruk kualitas listrik
di tempat Anda, semakin besar biaya yang harus Anda keluarkan untuk
memastikan bahwa komputer Anda bisa lebih awet.aksa.
2. Hindari mematikan komputer secara paksa.
Mematikan komputer secara paksa akan membuat head harddisk tetap di atas
pelat ketika komputer dalam keadaan mati. Bila ini dibiarkan terjadi
dan berulang-ulang, pelat harddisk bisa tergores (mengakibatkan bad
sector) atau head tidak mau membaca data (harddisk mati sama sekali).
Selain itu, mematikan komputer secara paksa juga membuat tangkai
actuator tidak berada dalam kondisi “istirahat” (risikonya, actuator
sebagai penggerak head tidak presisi lagi). Bila pemaksaan listrik
nyalamati terjadi berulang-ulang, spindle motor juga akan menjadi
elemah. Akibatnya, putaran minimal yang disyaratkan tidak terpenuhi dan
head gagal membaca pelat. Biasanya, hal ini ditandai dengan bunyi
“kletek-kletek” pada harddisk.
3. Buat partisi data secara terpisah.
Pemisahan data dari drive sistem operasi dan aplikasi akan menolong kita
seandainya terjadi sesuatu masalah dengan sIstem komputer kita. Kita
senantiasa dituntut memperbarui sistem dan aplikasi yang terpasang.
Namun, kadangkala kita tidak bisa memprediksi secara tepat risiko yang
harus kita tanggung. Kalau sistem file di sebuah harddisk sudah makin
ruwet, satu-satunya jalan paling gampang adalah melakukan format ulang
pada sistem. Nah, dengan data yang dipisah dari sistem, informasi apapun
yang kita buat tidak akan terganggu oleh dorongan ingin memformat ulang
atau mencoba ini itu terhadap harddisk kita.
4. Hindari isi harddisk tersisa kurang dari seperdelapan.
Harddisk membutuhkan ruang kosong yang agak longgar karena kadangkala
terjadi swap file dan proses ini memakan ruang. Harddisk yang sesak
dengan data juga membuat komputer tidak akan gesit dalam menjalankan
aplikasi-aplikasi pada komputer.
Bila memungkinkan, lakukan backup secara teratur terhadap data-data
penting dan buanglah data yang sudah di-backup supaya harddisk tetap
terjaga isinya dalam volume yang relative tetap.
5. Lakukan perawatan dan pembersihan teratur.
Perawatan meliputi defragmentasi (untuk merapikan ulang penataan file)
dan scandisk (untuk membuat harddisk bekerja sesuai sistem). Pembersihan
meliputi pembuangan file-file yang tidak berguna, file-file sampah, dan
“sisa-sisa kotoran” lainnya setelah kita menjalankan komputer. Banyak
program pembersih yang bisa dipilih untuk menangani pembersihan rutin.
Bila Anda punya media simpan portabel yang berukuran besar (CD, magnet
optik, Omega ZIP), lakukan backup secara rutin dan atau pindahkan
data-data yang jarang Anda gunakan.
6. Jangan biarkan harddisk terlalu panas.
Harddisk yang terlalu panas dalam waktu yang lama akan membuat umurnya
jadi lebih pendek. Itulah mengapa kebanyakan server diletakkan di ruang
berpendingin. Untuk PC di rumah Anda, memasang fan yang cukup dan
membuat aliran udara di dalam casing berlangsung cukup baik sudah
relatif memadai. Bila Anda menggunakan lebih dari satu harddisk,
usahakan tersedia fan tambahan pada casing, atau gunakan swapable disk
yang memiliki kipas di dalamnya. Dus, harddisk tentu saja butuh listrik.
Tapi kalau listriknya tidak stabil sudahpasti jadi musuh yang
menyebalkan.
MERAWAT HARDDISK
Ibarat ruangan, harddisk memerlukan perawatan. Ia perlu dibersihkan,
ditata ulang, disapu, dan aneka perawatan lain semacamnya. Untuk
memahami dan menata ruang harddisk dengan benar, Anda tidak perlu
menjadi seperti seorang desain interior menata ruang. Yang diperlukan
cuma pengenalan-pengenalan sederhana terhadap istilah-istilah yang
populer dan penting dalam harddisk. Berikut ini beberapa istilah kunci
dan definisi singkatnya.
• Fdisk:
Singkatan dari fixed disk. Suatu aplikasi/perintah yang bekerja di bawah
sistem DOS yang berfungsi untuk mempersiapkan harddisk untuk diformat.
• Partisi:
Suatu daerah/area secara fisik (physical sections) pada harddisk.
Partisi ini bisa mencakup keseluruhan harddisk maupun sebagian harddisk.
Bila Anda membagi harddisk Anda menjadi dua partisi yang sama besar,
maka masing-masing partisi akan memiliki ukuran yang sangat mendekati
setengah kapasitas harddisk.
• Format:
Pembuatan struktur tersistematis pada harddisk sehingga pelatpelat di
dalamnya membentuk pola yang teratur dan siap untuk diisi data.
• Scandisk:
Suatu program untuk mengecek dan memeriksa apakah terjadi kerusakan pada harddisk atau tidak, sekaligus memperbaikinya.
• Defrag:
Penataan ulang file, sektor, track, dan cluster pada harddisk sehingga
terkelompok secara teratur berdasarkan logika penataan tertentu.
• Internal buffer:
Suatu sistem ruangan sementara dalam harddisk yang berfungsi menampung data-data yang akan dikirim dari dan ke pelat harddisk.
• IDE/SCSI:
Sistem interface pada harddisk. IDE singkatan dari Integrated Drive
Electronics, sedangkan SCSI (dibaca “skasi”) singkatan dari Small
Computer System Interface.
• RPM:
Singkatan dari Rotation Per Minute, menyatakan kecepatan putar pelat
harddisk setiap menitnya. Semakin besar RPM, semakin cepat waktu
pengaksesan data. Makin besar RPM suatu harddisk makin baik.
• Master:
Posisi pengesetan jumper pada harddisk, di mana harddisk pada mode
tersebut difungsikan sebagai tempat disimpannya sistem operasi dan
aplikasi komputer.
• Slave:
Posisi pengesetan jumper pada harddisk, di mana harddisk pada mode
tersebut difungsikan sebagai tempat penyimpanan data saja, dan tidak
berfungsi sebagai penyedia sistem operasi dan aplikasi.
SKEMATIK HARDDISK
KERUSAKAN DAN PERBAIKAN HARDDISK
Gejala : Pada saat CPU dinyalakan kemudian melakukan proses Post setelah
itu proses tidak berlanjut dan diam beberapa saat tidak langsung masuk
ke operating system, dan kemudian di layar monitor ada pesan “harddisk
error, harddisk Failur, setelah itu muncul pesan “press F1 to continou”
setelah kita menekan tombol F1 tidak masuk Operating system dan muncul
pesan “Operating system not found”.
Solusi : Periksa kabel tegangan dan kabel data yang masuk ke harddisk
apakah longgar, sebaiknya dikencangkan, kemudian nyalakan dan coba anda
dengarkan apakah suara yang keluar dari harddisk normal, jika tidak
normal berati harddisk rusak di controllernya.
Gejala : Pada saat CPU dinyalakan kemudian melakukan proses Post setelah itu muncul pesan “Operating system not found”.
Solusi : Ada kemungkinan Operating system rusak, bisa diatasi dengan
install ualng atau jika OS anda menggunakan windows 2000/XP ada
Fasilitas Repairnya. atau ada kemungkinan juga harddisk anda tidak
terdeteksi dan lakukan langkah diatas
Gejala : harddisk bad sector?
Solusi : Ada beberapa faktor penyebab terjadi bad sector diantaranya,
tegangan listrik tidak stabil, sering terjadi putusnya aliran listrik
secara mendadak, setelah pemakaina tidak di shot down, pemakaian yang
terlalu lama, ada 2 jenis bad sector yaitu fisik dan software untuk
mengatasinya ada beberapa cara, diantaranya menggunakan software untuk
menghilangkan badsector pembahan lebih lanjut ada di eBook Metode
perbaikan komputer dan bisa anda dapatkan.
Memperbaiki harddisk yang bad Sector
Harddisk adalah media penyimpan yang sangat penting pada computer.
Sayangnya umur pemakaian yang terbatas. Kerusakan pada harddisk dapat
disebabkan beberapa hal. Misalnya :
• Power supply yang tidak memadai dan merusak kontroller harddisk dan motor.
• Harddisk terjatuh dan merusak mekanik didalamnya atau minimal terjadi bad sector.
• Terlalu sering dibawa bawa tanpa pengaman membuat platter harddisk rusak karena goncangan berlebih.
• Suhu didalam harddisk yang panas membuat kondisi harddisk dalam lingkungan tidak stabil.
• Kondisi MTBF/umur harddisk, sudah tercapai dan akan rusak.
Hal yang masih dapat dilakukan untuk memperbaiki harddisk yang terkena
bad sector adalah hanya kondisi dimana harddisk masih berputar, keadaan
controller harddisk masih bekerja. Tetapi keadaan ini masih dibagi lagi,
bila ingin mengunakan harddisk yang terkena bad sector. Masalah
penyebab bad sector adalah salah satu kerusakan yang sering terjadi.
Kondisi kerusakan oleh bad sector dibedakan oleh 3 keadaan.
• Kondisi dimana platter harddisk aus. Pada kondisi ini harddisk memang
sudah tidak dapat digunakan. Semakin lama harddisk semakin rusak dan
tidak berguna lagi untuk dipakai sebagai media storage.
• Kondisi platter yang aus tetapi belum mencapai kondisi kritis. Kondisi
ini dapat dikatakan cukup stabil untuk harddisk. Kemungkinan harddisk
masih dapat diperbaiki karena platter masih mungkin dilow level.
• Kondisi platter yang aus, baik kondisi yang parah atau ringan tetapi
kerusakan terdapat di cluster 0 (lokasi dimana informasi partisi
harddisk disimpan). Kondisi ini tidak memungkinkan harddisk diperbaiki.
Membicarakan keadaan harddisk untuk diperbaiki hanya memungkinkan
perbaikan pada kondisi ke 2,dimana permukaan harddisk masih stabil
tetapi terdapat kerusakan ringan di beberapa tempat.
Penyebab Kerusakan Pada Hard Disk :
• Power Supply yang tidak memadai dan merusak controller harddisk dan motor.
• Harddisk terjatuh dan merusak mekanik didalamnya dan minimal terjadi bad sector.
• Terlalu sering dibawa-bawa tanpa pengaman membuat platter harddisk rusak karena guncangan berlebih.
• Suhu di dalam harddisk yang panas membuat kondisi harddisk dalam lingkungan tidak stabil.
Bedasarkan riset dan pengalaman saya pribadi selama menangani kerusakan harddisk dibagi 4 lever.
Level 1
Kerusakan yg terjadi pada level ini bisanya disebabkan Bad sector. Untuk
menanganinya ada beberapa cara dan variasi percobaan, disesuaikan
dengan merk harddisk dan banyaknya bad sector.
- Untuk penangan awal bisa gunakan perintah FORMAT C:/C (sesuaikan dengan drive yg akan diformat). /C digunakan
untuk mebersihkan cluster yg rusak.
- Langkah kedua jika belum berhasil bisa gunakan program Disk Manager dari masing-masing pabrik pembuat Harddisk.
- Jika belum berhasil juga anda bisa gunakan software HDDREG , silahkan download di internet programnya.
- Jika belum berhasil coba cara Low Level Format atau Zero File.
- Jika masih belum bisa, anda bisa lakukan pemotongan sector harddisk yg rusak, dengan cara membaginya dan tidak
menggunakan sector yang rusak.
Level 2
Kerusakan yang terjadi pada level 2 adalah Kehilangan Partisi Harddisk
dan Data . Ini bisa disebabkan oleh virus atau kesalahan menggunakan
program utility. Ada yg perlu diperhatikan dalam mengembalikan Partisi
harddisk yang hilang, yaitu kapasitas harddisk dan Jenis File Systemnya.
Partisi dengan File System FAT lebih mudah dikembalikan dibanding NTFS
atau File System Linux.
- Cek terlebih dahulu partisi harddisk dengan menggunakan FDISK atau Disk Manager
- Untuk mengembalikannya bisa gunakan software seperti Acronis Disk Director, Handy Recovery, Stellar Phoniex dll.
Level 3
Kerusakan yg menyebabkan harddisk terdeteksi di BIOS tetapi tidak bisa
digunakan, selalu muncul pesan error pada saat komputer melakukan POST.
Biasanya ini disebabkan FIRMWARE dari harddisk tersebut yg bermasalah.
Untuk gejala ini banyak terjadi pada harddisk merk Maxtor dengan seri
nama-nama Dewa. Untuk memperbaikinya anda bisa download program Firmware
dari website merk harddisk tersebut.
Level 4
Kerusakan yang menyebabkan Harddisk benar tidak terdeteksi oleh BIOS dan
tidak bisa digunakan lagi. Ini level yang tersulit menurut saya. Karena
untuk perbaikannya kita butuh sedikit utak atik perangkat elektronika
dan komponen dalamnya. Menganggulangi harddisk yang tidak terdeteksi
oleh BIOS banyak cara.
- Mengecek arus listrik yg mengalir ke harddisk
- Mengganti IC pada mainboard Harddisk
- Buka Penutup Cover harddisk dan cek posisi Head harddisk
- Cara yg extreme harddisk yg rusak bisa dikanibal dengan harddisk yg lain yg keruskan berbeda, bisa dengan cara
mengganti maiboardnya atau mengambil IC nya.
Jika Harddisk Bad Sector
Hal yang masih dapat dilakukan untuk memperbaiki harddisk yang terkena
bad sector adalah hanya kondisi dimana harddisk masih berputar, keadaan
controller harddisk masih bekerja.
Masalah penyebab bad sector adalah salah satu kerusakan yang sering
terjadi. Kondisi kerusakan oleh bad sector dibedakan oleh 3 keadaan:
• Kondisi dimana platter harddisk aus. Pada kondisi ini harddisk memang
sudah tidak dapat digunakan.semakin lama harddisk semakin rusak dan
tidak berguna lagi untuk dipakai sebagai media storage.
• Kondisi platteryang aus tetapi belum mencapai kondisi kritis.kondisi
ini dapat dikatakan cukup stabil untuk harddisk.kemungkinan harddisk
masih dapat diperbaiki karena platter masih mungkin di low level.
• Kondisi platter yang aus baik kondisi yang parah atau ringan tetapi
kerusakan terdapat di cluster 0 (lokasi di mana informasi partisi
harddisk disimpan). kondisi ini tidak memungkinkan diperbaiki.
Membicarakan keadaan harddisk untuk diperbaiki hanya memungkinkan
perbaikan pada kondisi ke 2.diman permukaan harddisk masih stabil tetapi
terdapat kerusakan ringan di beberapa tempat.
Tahap 1.
Untuk memastikan kondisi platter harddisk yang rusak harus melakukan Low
Level Format (LLF). LLF dapat dilakukan dari Bios atau Software.Untuk
mendapatkan software LLF dapat diambil di site pembuat harddisk.atau
mencari utility file seperti hddutil.exe (dari Maxtor maxLLF.exe) dan
wipe.exe versi 1.0.0c 05/02/96.
Fungsi dari software LLF adalah menghapus seluruh informasi baik
partisi, data didalam harddisk serta informasi bad sector.Software ini
juga berguna untuk memperbaiki kesalahan pembuatan pada FAT 32 dari
Windows Fdisk.
Setelah menjalankan program LLF, maka harddisk akan benar-benar bersih
seperti kondisi pertama kali digunakan.Pemakaian LLF Software akan
menghapus seluruh data didalam harddisk.
Tahap 2.
Proses selanjutnya adalah dengan metode try and error. Tahapan untuk sesi ini adalah :
• Membuat partisi harddisk : dngan program FDISK dengan satu partisi
saja, baik primary maupun extended partisi.Untuk primary dpt dilakukan
dengan single harddisk, tetapi bisa menghendaki harddisk sbg extended,
diperlukan sbh harddisk sbg proses boot dan telah memiliki primary
partisi (partisi yang melakukan booting).
• Format harddisk : Dengan format C:/C, penambahan perintah /Cuntuk
menjalankan pilihan pemeriksaan bila terjadi bad sector.selama proses
format periksa pada presentasi berapa kerusakan harddisk. Ketika program
Format menampilkan Trinying To Recover Allocation Unit xxxxxx, artinya
program sedang memriksa kondisi dimana harddisk tersebut terjadi bad
sector.
• Buat partisi kembali : Dengan FDISK, buang seluruh partisi didalam
harddisk sebelumnya, dan buat kembali partisi sesuai catatan kerusakan
yang terjadi
• Untuk memastikan apa bad sector sudah terletak pada partisi harddisk
yang akan dibuang, lakukan Format pada seluruh letter drive dengan
perintah FORMAT /C. Bila bad sector memang terdapat pada partisi yang
dibuang.
Tetapi bila terjadi kesalahan , misalnya kerusakan bad sector tidak
didalam partisi yang akan dibuang melainkan pada partisi yang akan
digunakan, anda harus mengukangi kambali proses dari awal dengan
membuang partisi dimana terdapat kesalahan dalam membagi partisi yang
terkena bad sector. Hal ini perlu diingat:
Pembuatan partisi dilakukan dari awal ke akhir, misalnya C, D, E dan
selanjutnya.Untuk membuang partisi menggunakan cara sebaliknya yaitu
dari Z ke C.kesalahan dalam membuang dan membuat partisi yang
acak-acakan akan mengacaukan sisitem partisi harddisk.
• Proses selanjutnya adalah membuang partisi yang tidak digunakan lagi.
Setelah melakukan pemeriksaan dengan Program FOTMAT, maka pada proses
selanjutnya adalah membuang partisi yang mengandung bad sector.
• Pada akhir tahapan anda dapat memeriksa kembali partisi harddisk
dengan option 4 (Display Partisi) pada program FDISK.C sebagai primary
partisi tidak terlihat.